Tak ada makhluk hidup yang bisa hidup tanpa air. Air
adalah unsur penting dalam kehidupan manusia. Manusia membutuhkan air bukan
hanya untuk minum dan membersihkan badan, tetapi juga untuk kesehatan dan
kekuatan tubuh.
Air merupakan bahan utama yang mengatur sistem
tubuh. Tidak kurang dari 80 persen komponen tubuh terdiri dari air yang
memegang peranan penting dalam metabolism, transportasi zat gizi, mengatur
keseimbangan cairan dan garam mineral, melancarkan proses pencernaan, mengatur
suhu tubuh, melindungi dan melumasi gerakan sendi dan otot
Mengingat pentingnya air dalam kehidupan, maka
kandungan dalam air perlu diperhatikan untuk membuat tubuh tetap sehat. Air
dalam kondisi tertentu bisa jadi berbahaya karena memiliki kandungan nitrit
tinggi. Selain itu air dengan kondisi tertentu juga sering kali mengandung zat
yang berbahaya bagi tubuh.
Meski rasanya sederhana, tapi air minum masih
menyimpan beberapa mitos dan salah pengertian. Ketahui mana pernyataan yang
merupakan fakta dan yang cuma mitos.
1. Orang butuh untuk meminum 8 gelas air per
hari.
Mitos. Meskipun air minum mudah
didapat dan relatif ekonomis untuk menjaga cairan tubuh, namun sebuah
rekomendasi dari Institute of Medicine menyebutkan kebutuhan air minum wanita
per hari sekitar 2 liter atau 8 gelas, dan pria sekitar 3 liter atau 12 gelar
setiap hari.
Namun, kebutuhan tersebut tak harus dipenuhi
seluruhnya dari air putih. Kita juga bisa mendapatkannya dari jenis minuman
lain seperti teh, susu, kopi, dan sebagainya. “Tidak ada yang dapat menentukan
dari mana saja “delapan gelas air” itu berasal, namun saya percaya itu berasal
dari batas wajar perhari yang direkomendasikan,” jelas Georgia Chavent,
direktur Program Nutrisi dan Diet dari University of New Haven.
2. Air minum membantu menghilangkan
racun-racun dari dalam tubuh.
Fakta. Meskipun air minum tidak sepenuhnya
berfungsi untuk menetralkan racun, ginjal membutuhkan air untuk mengeluarkan
racun-racun tertentu dari dalam tubuh. Jika Anda tidak meminum cukup air, maka
ginjal Anda pun tidak tercukupi kebutuhan cairannya sehingga tidak dapat
melakukan tugasnya dengan baik.
“Jika tubuh tidak memiliki cukup air, maka
sisa-sisa metabolism tidak akan terbuang secara efisien seperti yang
seharusnya,” jelas Amy Hess-Fischl, dari Kovler Diabetes Center, University of
Chicago. “Dampaknya adalah tubuh akan menyimpan racun di dalam tubuh, bukan
mengeluarkannya. Padahal racun perlu dikeluarkan demi kesehatan.”
3. Air minum botolan dapat menyebabkan
gigi keropos.
Mitos. Air minum botolan tidak menyebabkan gigi
keropos, namun biasanya air minum botolan tidak mengandung fluoride, yang
ditambahkan untuk membantu mencegah pengeroposan gigi.
“Fluoride adalah elemen penting dalam
mineralisasi tulang dan gigi,” kata Constance Brown-Riggs, penulis dari buku
The African American Guide To Living Well With Diabetes dan ahli gizi dari New
York. “Dengan meningkatkan konsumsi air minum botolan, yang tidak ditambahkan
fluoride, maka akan terjadi peningkatan kemungkinan pengeroposan gigi.”
4. Air minum dapat membantu menjaga
kelembaban kulit.
Mitos. Meskipun air minum dipercaya dapat membuat
orang cukup cairan sehingga dapat membantu tetap awet muda dan kulit kencang,
faktanya jumlah air yang diminum hanya memiliki sangat sedikit efek untuk
membuat kulit tetap lembab. “Meskipun dapat menjaga kecukupan cairan tubuh,
namun meminum banyak air tidak dapat mencegah kulit kering,” kata Hess-Fischl.
Pada dasarnya tingkat kelembaban kulit tidak
ditentukan pada faktor internal, melainkan faktor eksternal seperti lingkungan
dan jumlah kelenjar minyak. Jumlah kelenjar minyak inilah yang menentukan
bagaimana tingkat kelembaban kulit. Konsumsi air bahkan tidak dapat mencapai
epidermis kulit, yang merupakan bagian kulit terluar.
5. Air minum dapat membantu menurunkan
berat badan.
Fakta. Air minum tidak dapat secara khusus memicu
penurunan berat badan, namun dapat membantu prosesnya. Air dapat menggantikan
minuman berkalori dalam diet, sehingga dapat mengurangi asupan kalori. Air
minum juga dapat membuat rasa kenyang sehingga mengurangi nafsu makan. Air
minum, terutama air dingin, dapat berperan dalam meningkatkan metabolism.
“Sebuah studi mengatakan air minum dapat
mempercepat pengurangan berat badan,” kata Tanya Zuckerbrot, ahli gizi dari New
York. “Para peneliti di Jerman menemukan bahwa peserta percobaan dapat
meningkatkan kecepatan metabolismenya sebanyak 30 persen setelah meminum
sekitar setengah liter air.”
Berikut adalah kondisi air yang sebaiknya
tidak diminum:
-Air yang sudah disimpan lama.
Air yang sudah lama disimpan tanpa diminum akan
menyebabkan gangguan kesehatan karena mengandung zat yang bersifat toksik. Zat
ini dapat mengganggu metabolisme tubuh sehingga dapat memperlambat pertumbuhan
bagi anak dalam masa pertumbuhan. Sedangkan pada orang dewasa dapat meningkatkan
risiko kanker kerongkongan dan lambung.
-Air yang tidak dimasak
Air yang tidak dimasak memiliki kecenderungan
mengandung bakteri yang berbahaya bagi tubuh. Selain itu air dengan kondisi
seperti ini jika berasal dari ledeng memiliki kandungan klorin yang cukup
tinggi akibat proses pemurnian. Pemasakan air hingga suhu mendidih yaitu 100
derajat Celcius dapat menghilangkan zat ini karena adanya penguapan.
-Air yang dibiarkan mendidih terlalu lama
Air dengan kondisi seperti ini memiliki kandungan
logam berat dan nitrit yang tinggi. Mengonsumsi air dengan kondisi ini dalam
jangka waktu lama dapat mengganggu fungsi lambung dan usus. Kandungan nitrit
yang tinggi pada air dapat membuat tubuh kekurangan oksigen.
-Air yang dimasak kembali
Air seringkali dimasak kembali untuk tujuan
membuatnya hangat. Namun, ini justru membuat kadar nitrit meningkat karena
adanya penguapan kembali. Penumpukan nitrit di dalam tubuh dapat membahayakan
kesehatan.
-Air sisa mengkukus
Air yang sudah digunakan untuk mengkukus memiliki
kandungan nitrit yang tinggi, selain itu air ini dapat mengandung kerak yang
dapat mengakibatkan perubahan patologis pada sistem pencernaan, saraf, saluran
kemih dan pembuatan darah, bahkan mengakibatkan penuaan dini.
Sumber : Kompas & http://www.everydayhealth.com/